Jumat, 20 Maret 2015

FUNGSI DAN SUSUNAN DARAH

Darah berfungsi sebagai alat pengangkut sari-sari makanan dan oksigen ke seluruh tubuh; sebagai alat pengangkut sisa-sisa oksidasi yang tidak diperlukan oleh tubuh dari jaringan ke alat-alat eksresi (pengeluaran); mengedarkan air ke seluruh tubuh; memindahkan panas dari tubuh yang aktif ke bagian tubuh yang tidak aktif, menjaga suhu tubuh selalu tetap (lebih kurang 37 C); dan mengedarkan hormon dari kelenjar buntuk (endoksrin). Fungsi darah yang tidak berhubungan dengan pengangkutan adalah menghindarkan tubuh dari infeksi dengan antibodi, sel darah putih (leukosit), dan sel darah pembek atau keping darah (trombosit); serta mengatur keseimbangan asam dan basa untuk menghindari kerusakan jaringan-jaringan tubuh.

Fungsi Darah dan Susunan Darah

Susunan Darah
Jika dibiarkan, darah yang ditampung dalam suatu tabung akan mengendap dan menunjukkan komponen-komponen utamanya. Hal ini terlihat dari adanya tiga lapisan dalam tabung tersebut. Lapisan paling atas merupakan komponen paling besar, yaitu lebih dari separuh (55%) tersusun atas cairan berwarna jernih yang disebut plasma. Sebanyak 90% plasma tersusun atas air, sisanya berupa gula yang terlarut, garam, sisa-sisa metabolisme, protein tubuh, hormon dan bahan-bahan kimia lainnya. Lapisan tengah merupakan lapisan tipis berwarna kuning yang tersusun atas sel darah putih (leukosit) dan sel darah pembeku atau keping darah (trombosit atau platelet). Lapisan paling bawah yang volumenya hampir 45% terdiri atas sel-sel darah merah (eritrosit).
a. Plasma Darah
Plasma darah merupakan cairan darah berwarna jernih kekuningan, terdiri atas 90% air dan sisanya zat-zat yang terlarut di dalam air. Zat-zat yang terlarut di dalam air tersebut antara lain sari-sari makanan (glukosa, asam lemak, gliserol, asam amino) dan garam-garam mineral; enzim, hormon, dan antibodi sisa-sisa metabolisme: urea dan asam urat; gas yang terlarut di dalam plasma darah: oksigen (O2), karbon dioksida (CO2). dan nitrogen (N2); protein yang terlarut di dalam darah (protein darah), misalnya globulin, albumin, dan fibrinogen.
Fungsi plasma darah adalah mengedarkan sari-sari makanan dan sisa-sisa metabolisme; berperan dalam pembekuan darah (dilakukan fibrinogen); dan melawan benda atau zat asing yang masuk ke dalam darah (dilakukan oleh antibodi).
b. Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah merupakan bagian utam sel-sel darah. Ciri-ciri eritrosit antara lain berbentuk bundar, pipih, bikonkaf (cekung di kedua sisinya), berukuran 7,5 - 7,7 x 10^-6 dan tidak mempunyai inti sel. Pada laki-laki dewasa, setiap mm^3 darah, mengandung sekitar 5 juta sel darah merah, sedangkan pada perempuan terdapat sekitar 4 juta sel darah merah. Eritrosit dibentuk di dalam sumsum merah tulang pipih (pada bayi dibentuk di dalam hati). Eritrosit berumur sekitar 120 hari. Eritrosit yang sudah tua dan rusak akan dirombak di dalam hati dan limpa.
Eritrosit berwarna merah karena mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah suatu protein yang mengandung senyawa besi heme dan globin. Hb mempunyai daya ikat terhadap oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2).
Fungsi eritrosit adalah mengangkut O2 dari paru-paru (alveoli) ke seluruh tubuh dan mengangkut CO2 dari seluruh tubuh ke paru-paru (alveoli).
c. Leukosit
Ciri-ciri leukosit atau sel darah putih antara lain berbentuk tidak tetap, berukuran lebih besar daripada eritrosit, yaitu 10 - 12 x10^-6, mempunyai inti sel berbentuk bulat atau cekung, tidak berwarna, dapat melakukan gerak amuboid (bergerak seperti Amoeba), dan dapat melakukan diapedesis (menembus dinding pembuluh darah). Umur leukosit 6 - 9 hari. Jika sudah mati, leukosit diserap oleh hati. Leukosit dapat melawan kuman dengan cara memakannya (fagositosis).
Pada setiap mm^3 darah orang dewasa, terdapat 6000 - 9000 butit sel darah putih. Jumlah leukosit dapat naik atau turun, bergantung pada ada atau tidaknya infeksi kuman-kuman tertentu.
Leukosit dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu leukosit agranulosit dan leukosit granulosit. Leukosit agranulosit memiliki sitoplasma tidak bergranula (tidak mempunyai butir-butir), terdiri atas limfosit dan monosit. Leukosit bergranulosit memiliki bergranula, terdiri atas neutrofil, basofil, dan esosinofil. Ciri-ciri masing-masing leukosit sebagai berikut:
1) Limfosit: inti sel satu, berfungsi untuk imunitas (kekebalan), dan tidak dapat bergerak.
2) Monosit: inti satu berukuran besar, bersifat fagosit, dan dapat bergerak.
3) Neutrofil: granula berwarna merah kebiruan, bersifat fagosit, dan dapat bergerak.
4) Basofi: granula berwarna biru, bersifat fagosit, dan dapat bergerak.
5) Eosinofil: granula berwarna merah, bersifat fagosit, dan dapat bergerak.
Leukosit berfungsi sebagai alat pertahanan tubuh. Limfosit melindungi tubuh dengan cara membentuk antibodi, sedangkan leukosit yang lain melindungi tubuh dengan cara memakan kuman yang masuk ke dalam tubuh.
Leukosit agranulosit dibentuk di dalam kelenjar limfa, sedangkan leukosit granulosit dibentuk oleh jaringan retikulo endotelium di dalam sumsum tulang.
d. Trombosit
Trombosit (sel darah pembeku atau keping darah) memiliki ciri-ciri antara lain berbentuk tidak teratur, berukuran lebih kecil daripada eritrosit dan leukosit, yaitu 2 - 4 x 10^-6, tidak berinti, dan rapuh (mudah pecah). Trombosit pada orang dewasa berjumlah antara 200.000 - 400.000 /mm^3. Trombosit dibentuk dari fragmentasi (pecahan) megakariosit (sebuah sel dengan inti sangat besar). Umur trombosit sekitar 10 hari. Trombosit yang mati akan dihancurkan oleh limpa.
Trombosit berperan penting dalam proses pembekuan darah. Karena sifatnya yang rapuh, trombosit akan pecah dan mengeluarkan faktor anti hemofili berupa enzim trombokinase (tromboplastin) ketika pembuluh darah terluka. Dengan bantuan ion kalsium dan vitamin K, trombokinase akan mengubah protrombin di dalam plasma darah menjadi trombin. Kemudian, trombin akan mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin. Benang-benang fibrin yang akan menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi.
Fungsi Darah dan Susunan Darah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar