1. Boleh Makan Lewat Pukul 8 Malam
Persoalannya tidak terletak pada pukul berapa Anda makan. Tetapi, pada
apa yang Anda makan, berapa banyak, dan seberapa berat aktivitas Anda
sepanjang hari itu. Tiga pertanyaan inilah yang menentukan apakah bobot
Anda akan turun, naik, atau tetap di angka timbangan yang sama. Sebab,
kapan pun Anda makan, tubuh akan menyimpan kelebihan kalori itu dalam
bentuk lemak. Kalau Anda ingin mengudap sebelum tidur, pikirkan berapa
banyak kalori yang telah masuk ke tubuh Anda di hari itu.
2. Tidak Ada Makanan yang Melangsingkan
Banyak yang beranggapan bahwa mengonsumsi jenis makanan yang butuh waktu
cerna lebih panjang, seperti jeruk dan seledri, bisa melangsingkan
tubuh. Anggapan ini lumayan lama beredar di kalangan penganut fad diet
(pola diet jangka pendek), dengan istilah negative-calorie food.
Persoalannya, makanan seperti ini tidak ada! Besar kalori dalam makanan
yang disebut sebagai negative-calorie food itu bahkan lebih besar dari
kalori yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan proses pencernaan.
3. Minuman Juga Kaya Kalori
Apakah Anda ikut memperhitungkan asupan kalori dari minuman Anda
sepanjang hari ini? Minuman bersoda yang Anda teguk siang ini memiliki
jumlah kalori yang sama dengan sebuah apel dan seiris roti, yaitu
sekitar 150 kalori (lihat nomor 4 di bawah). Smoothie buah yang Anda
minum bisa mengandung 500-1.000 kalori setiap porsinya.
Sementara itu, kandungan susu full cream dalam latte porsi sedang
yang Anda minum siang ini mengandung hingga 260 kalori. Bahkan Margarita
dari pesta coktail semalam bisa menambahkan lebih dari 500 kalori ke
dalam tubuh Anda! Apabila masukan kalori dari minuman ini sebesar
1.200-1.500 kalori/hari, lebih baik alihkan untuk makanan saja.
Sementara itu, pilih air putih sebagai pengganti yang sehat.
4. Soda Diet Bisa Menggemukkan
Embel-embel keterangan ’free calorie’ atau ’diet’ dalam berbagai pilihan
minuman kemasan bisa membuat Anda gemuk! Penelitian selama 8 tahun
terhadap 800 responden membuktikan bahwa mereka yang minum sebotol soda
diet setiap hari, justru cenderung mengalami peningkatan bobot tubuh,
dibanding mereka yang hanya mengonsumsi minuman ringan biasa, atau air.
Para ilmuwan berpikir bahwa pemanis buatan dapat mengacaukan kimia dalam
otak, yang meningkatkan keinginan terhadap makanan/minuman yang
manis-manis. Makin banyak Anda minum, makin tinggi keinginan Anda untuk
makan/minum yang manis-manis.
5. Teh Tidak Melangsingkan
Tubuh kita sebagian besar tersusun oleh cairan. Fakta ini benar. Namun,
tidak benar jika untuk langsing, Anda lantas mengonsumsi teh herba yang
mengandung diuretik untuk memaksa keluarnya cairan dari tubuh. Sebab,
bahan aktif yang terdapat dalam teh bisa mengubah keseimbangan
elektrolit dalam tubuh, sehingga otak akan merespons dengan munculnya
rasa haus untuk memenuhi kebutuhan ini. Alhasil, berat yang sempat turun
berangsur akan kembali naik. Parahnya, praktik yang berulang akan
menyebabkan kerusakan ginjal, karena dipaksa bekerja keras melebihi
kapasitas.
6. Air Es Tidak Bikin Gemuk
Banyak orang beranggapan bahwa kandungan lemak dan minyak dari makanan
akan menggumpal menjadi lemak beku, jika kita minum air es selesai
makan. Kenyataannya, tubuh kita menghasilkan panas, sehingga suhu di
dalam organ pencernaan lebih tinggi daripada suhu di rongga mulut. Lemak
beku yang menempel ini akan larut dengan sendirinya saat masuk ke organ
pencernaan. Artinya, dengan atau tanpa es, lemak akan tetap masuk ke
tubuh. Sehingga, bukan esnya yang jadi masalah, tapi jenis makanan,
porsi, dan kalorinya.
7. Banyak Keringat? Kalori Terbakar
Pernah dengar istilah ’gemuk air’? Hal ini menggambarkan orang yang
berusaha mengeluarkan keringat sebanyak mungkin agar bobot tubuhnya
tidak bertambah. Alhasil, banyak yang memaksa diri berolahraga secara
keras, untuk memacu keluarnya keringat. Padahal, lemak baru terbakar
setelah 20 menit latihan. Tetapi, bersamaan dengan itu, intensitas
olahraga yang tinggi sejak awal telah menguras tenaga Anda. Akhirnya,
Anda berhenti di saat tubuh mulai membakar lemak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar