10. Meat analog (daging tiruan)
Sudah banyak dibuktikan bahwa protein hewani tidak selalu lebih baik
dari protein nabati. Timbulnya penyakit dari asupan daging yang
berlebihan ditambah harga daging yang mahal. Hal ini semakin menyakinkan
kita untuk beralih dari protein hewani ke protein nabati yang murah
harganya.
Pembuatan daging tiruan ini disebut juga Texturized Vegetable Protein
(TVP). Menurut Smith (1981) dalam karya tulis sarah dkk, Pemilihan
teknologi ekstruksi didasari oleh pertimbangan bahwa teknik ekstruksi
membutuhkan biaya yang relatif rendah, dapat menghasilkan berbagai jenis
produk serta produk yang dihasilkan mempunyai mutu tinggi karena
kerusakan nutrisi selama proses relatif rendah.
Texturized vegetable protein (TVP) adalah salah satu jenis produk
daging tiruan yang memiliki kemiripan fungsional dengan daging dalam
beberapa karakteristik seperti dalam tekstur, flavour atau warna. TVP
dapat digolongkan sebagai produk pangan rekayasa protein yang dibuat
untuk mendapatkan manfaat yang lebih baik daripada daging asli. Protein
pekar atau TVP ini memiliki kadar air 5-7% serta bila sudah direhidrasi
akan mekar.
manfaat yang diharapkan dari pembuatan meat analog (daging tiruan)
antara lain harga yang lebih rendah dengan karakteristik gizi dan daya
cerna yang sebanding, tidak membutuhkan kondisi penyimpanan yang
sekompleks daging asli, memudahkan dalam pengolahan dan penyimpanan
serta kualitas produk yang lebih baik.
contoh dari makanan ini berupa: Tempe, Jamur, Nasi, Bakso
9. Daging in-vitro
Bagi para vegetarian atau pencinta binatang, ada jenis daging baru yang
bisa dinikmati. Para ilmuwan dari University of Maastricht, Belanda
mengatakan, mereka mengembangkan sebuah metode untuk memproduksi daging
tanpa membunuh hewan. Mereka berhasil membuat dan memperkenalkan kepada
publik hamburger yang pertama kali ditanam secara in-vitro.
Untuk membuat seperti hamburger, mereka menggunakan daging yang
berasal dari sel induk. Para peneliti melaporkan, bahwa sekira 10.000
sel induk ternak diperlukan untuk produksi daging tersebut. Dalam
kondisi laboratorium, jumlah sel-sel induk ini kemudian meningkat lebih
dari satu miliar, dan hasilnya produk hampir identik dengan daging sapi
alami dalam komposisi dan penampilan. Demikian yang dinukil dari Genius
Beauty.
Para ilmuwan percaya, bahwa temuan mereka ini sangat penting, karena
populasi dunia berkembang, dan akhirnya akan ada kekurangan produksi
daging alami secara besar.
Produk yang bernama daging in-vitro ini masih dalam pengembangan.
Sekarang para ilmuwan sedang mencari sukarelawan yang akan berani untuk
mencoba produk baru tersebut. Dr Post, kepala penelitian, berjanji untuk
mencoba ciptaannya sendiri.
8. Alga
Pada saat ini, alga atau ganggang adalah salah satu spesies yang paling
populer dalam waktu dekat dapat membantu memecahkan masalah pangan
dunia. Mereka dapat memberi makan orang dan binatang. Alga dapat tumbuh
di laut, sangat aman, Alga dapat menghasilkan bahan bakar, yang jauh
lebih murah daripada minyak, dan bukan hanya makanan.
7. Serangga
Dua puluh tahun dari sekarang akan terdapat “ternak mini” serangga,
seperti kumbang dan belalang. Daging serangga sangat bergizi dan
mengandung protein, dalam kuantitas yang sama dengan daging sapi,
memperhatikan bahwa serangga kurang mengkonsumsi air dari peternakan dan
pertanian sehingga biaya pemeliharaan relatif murah.
Saat ini para ilmuan sedang mempelajari sekitar 1400 spesies serangga
yang dapat dimakan. Tapi kemungkinan besar nyaris tak ada orang ingin
menggunakannya dalam bentuk murni, namun para ilmuan menjanjikan akan
menghadirkan daging serangga dalam komposisi makanan tertentu dan
hidangan dalam bentuk bubuk. Dalam hal ini, Pemerintah Belanda telah
berinvestasi dalam studi ini hampir satu juta euro.
6. Seafood
Permasalahan lain pada daging yakni kertersediaan terhadap kebutuhan
pangan dunia, tetapi lain halnya dengan seafood, laut memberikan banyak
sumber makanan yang sehat dan melimpah, dan seafood bisa menjadi makanan
alternatif pengganti daging di masa depan. Tentunya bukan laut atau
perairan yang terkena polusi limbah yang membahayakan kesehatan.
5. Hewan-hewan kecil (tupai, tikus, kelinci)
Tupai banyak ditemukan di Amerika Serikat. Di masa resesi pun, daging
tupai menjadi alternatif makanan. Para pemburu pun menyebut daging tupai
sebagai sumber makanan masa depan.
Pemburu Amerika William Hovey Smith yang menggambarkan dirinya sebagai
penggemar kegiatan alam, menyukai gulai tupai yang dibuat dari hasil
buruannya sendiri. “Ini jelas hidangan yang sangat khas Amerika. Kami
sudah menjadikannya sebagai santapan sejak zaman penjajahan dulu.
Kadang-kadang pada saat-saat sulit, banyak orang yang benar-benar
mengandalkan daging tupai,” kata Smith.
Populasi tikus di dunia bisa menjadi alternatif dari krisis pangan.
Di saat sudah tidak ada lagi hewan ternak untuk di makan, populasi tikus
merupakan jawaban.
4. Krokot atau Gulma
Krokot saat ini dikenal sebagai ramuan juicy menguntungkan ditemukan
sebagai gulma di seluruh dunia. Krokot biasanya digunakan sebagai
potherb atau sebagai bahan untuk salad. Krokot telah baru-baru ini
diidentifikasi sebagai sumber yang sangat baik dari asam alfa-linolenat.
Alpha-linolenat adalah asam lemak omega-3, juga dikenal sebagai minyak
ikan. Ini konten penting dalam krokot herbal memainkan peran penting
dalam pertumbuhan manusia, pembangunan dan mencegah penyakit. Selain
itu, asam lemak ini tidak dapat disintesis oleh manusia dan oleh karena
itu harus ditelan.
penelitian medis modern juga mengklaim bahwa herbal krokot adalah
lima kali lebih kaya asam lemak omega-3 dari bayam, dan tinggi vitamin C
juga.
3. Genetically Modified Food
Isu terbesar selain Global Warming adalah juga isu tentang Genetically
Modified (GM) Food atau dalam bahasa kita tanaman/hasil pangan yang
telah memalui modifikasi genetika. Bahkan, aktifis Green Peace pada
akhir Februari lalu berhasil menghalau satu kapal penuh kacang kedelai
dari Amerika untuk dikembalikan karena diduga merupakan GM Food.
Ironisnya, AS mengekspor 50% kacang kedelainya ke Indonesia.
Nah, what does GM Food mean sich?? GM Food adalah tanaman pangan yang
direkayasa dengan teknologi tinggi melalui modifikasi sel-sel tertentu
dalam tanaman hingga menghasilkan tanaman super. Contoh gampangnya gini,
tanaman pangan bisa direkayasa sehingga mampu tumbuh di tanah yang
kandungan alumuniumnya tinggi atau mampu bertahan hidup lama di dalam
air. Sehingga tanah kurus dan miskin hara, serta wilayah rawan banjir
bisa berproduksi tinggi. Salah satu contoh ; Jagung, yang dimasukkan gen
Bt, bisa menghasilkan racun bakteri yang membuat serangga lari. Jagung
jenis ini jelas akan mengurangi pemakaian pestisida. Bahkan, vaksin bisa
“dimasukkan” kedalam pohon pisang. Pohon pisang model ini akan
memecahkan masalah pengiriman vaksin di wilayah terpencil. Tanaman bisa
direkayasa untuk kegunaan lain dan jelas lebih baik dari pil atau
suntikan. Beras bisa direkayasa untuk membuat beta-carotene, yang akan
berubah jadi V itamin A didalam tubuh manusia. Beras ini otomatis
memecahkan masalah gizi dan kekurangan Vitamin A, yang kebanyakan
diderita balita di pedesaan. Dalam kasus minyak goreng, pohon kelapa
sawit bisa dimanupulasi untuk menghasilkan lebih banyak asam tak jenuh
ganda. Pendek kata, rekayasa biologis menjanjikan lebih sedikit
pemakaian bahan kimia, hasil panen besar, nutrisi lebih baik dan
kesehatan juga lebih bagus.
2. nanofoods
Bayangkan ada sebuah keripik kentang dengan berbagai rasa namun lebih
sedikit sodium, atau sebuah roti dengan minyak ikan yang memiliki
berbagai vitamin namun tidak berasa ikan.
Itulah bagaimana nanotechnology akan menyentuh pasar makanan, dan itu
baru dua dari sekian cara yang memungkinkan. Keripik kentang tersebut
akan menggunakan “nanosalt”, garam biasa, namun dengan ukuran yang jauh
lebih kecil, menurut Qasim Chaudhry, toxicologist dari Britain’s Central
Science Laboratory, York, Inggris.
Cara ini juga diterapkan pada roti dengan vitamin ikan namun tanpa
rasa ikan. Dengan nanotechnology, dimungkinkan untuk mengapsulkan esens
dari ikan itu sendiri. Akan digunakan nano-supplement ikan pada roti,
mengakibatkan roti dengan kandungan ikan, namun tidak berasa ikan.
1. Menghirup
Banyak orang membatasi konsumsi makanan ‘enak’ lantaran takut gemuk.
Menyiasati persoalan ini, sebuah makanan ‘masa depan’ diciptakan demi
mengakomodasi kepuasan menyantap makanan tanpa memikirkan kalori.
Menggunakan mangkok futuristik yang disebut ‘Le Whaf’, Anda bisa
merasakan nikmatnya sajian pembuka, makanan utama hingga menu penutup
sepuasnya tanpa takut gemuk. Cukup dengan menghirupnya, sensasi nikmat
seluruh sajian bisa Anda rasakan seketika.
Gumpalan asap yang tercipta dari ‘mangkok ajaib’ itu perlahan
menyajikan berbagai makanan lezat sesuai keinginan. Mulai dari kue
berlapis cokelat leleh, es krim vanila, hingga steak daging panggang
bertabur keju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar