1. Integrasi
Proses integrasi atau penyatuan sosial terjadi
jika perubahan sosial itu membawa unsurunsur yang cocok dengan nilai dan
norma yang berlaku di masyarakat. Penambahan unsurunsur baru di dalam
proses perubahan itu menyatu di dalam kerangka kepentingan struktur
sosial yang ada.
Sikap yang diambil oleh anggota masyarakat dan
struktur sosial yang ada adalah sikap adopsi atau menerima unsur baru
sebagai bagian dari sistem yang sudah ada. Bahkan, dalam beberapa kasus
dapat terjadi bahwa unsur baru tersebut justru menghidupkan atau memberi
kekuatan baru bagi berkembangnya unsur yang sudah ada atau disebut
revitalisasi. Ada beberapa kelompok sosial misalnya, yang secara positif
menerima kegiatan pariwisata karena dapat menghidupkan kembali
kebudayaan tradisional yang hampir punah akibat adanya kegiatan
pariwisata tersebut. Proses integrasi dapat terjadi pula melalui cara
interseksi berbagai struktur sosial yang berbeda dalam satu kesatuan
sosial. Perubahan sosial tidak selamanya membawa pengaruh pada pemisahan
hubungan sosial tetapi bisa jadi sebaliknya dapat memperumit
keterkaitan hubungan antara kelompok-kelompok yang ada.
2. Disintegrasi
Kegagalan suatu masyarakat dalam melakukan
langkah penyesuaian dapat menimbulkan disintegrasi dalam kehidupan
masyarakat tersebut. Disintegrasi yang dimaksud dapat berwujud dalam
berbagai bentuk, seperti pemberontakan, demonstrasi, kriminalitas,
kenakalan remaja, dan lain sebagainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar