Budaya berasal dari bahasa Sansekerta artinya buddayah bentuk jamak dari kata budhi yang
berarti perilaku, budi atau akal. Jadi kebudayaan dapat diartikan
sebagai bentuk yang berkaitan dengan budi pekerti dari hasil pemikiran.
Kesenian termasuk dalam unsur kebudayaan. Sebab perwujudan dari
kebudayaan tidak terlepas dari hasil olah pikir dan perilaku manusia
lewat bahasa, sarana kehidupan dan organisasi sosial. Kesemuanya itu
sangat membantu manusia dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
Kesenian adalah salah satu media yang
paling mudah diterima dalam penyebaran agama Islam. Salah satu buktinya
adalah menyebarnya agama Islam dengan menggunakan wayang kulit dan
gamelan oleh Sunan Kalijaga. Sedangkan yang dimaksud dengan tradisi
adalah suatu adat istiadat yang biasa dilakukan namun didalamnya
mengandung ajaran-ajaran Islam. Diantara seni budaya nusantara yang
telah mendapatkan pengaruh dari ajaran Islam adalah :
1. Wayang
Dalam bahasa berarti ”ayang-ayang” atau
bayangan. Karena yang terlihat adalah bayangannya dalam kelir (tabir
kain putih sebagai gelanggang permainan wayang). Bisa juga diberi
penjelasan wayang adalah pertunjukkan yang disajikan dalam berbagai
bentuk, terutama yang mengandung unsur pelajaran (wejangan). Pertunjukan
ini diiringi dengan teratur oleh seperangkat gamelan.
Wayang pada mulanya dibuat dari kulit
kerbau, hal ini dimulai pada zaman Raden Patah. Dahulunya lukisan
seperti bentuk manusia. Karena bentuk wayang berkaitan dengan syariat
agama Islam, maka para wali mengubah bentuknya. Dari yang semula lukisan
wajahnya menghadap lurus kemudian agak dimiringkan.
Pada tahun 1443 Saka, bersamaan dengan
berdirinya kerajaan Islam Demak, maka wujud wayang geber diganti menjadi
wayang kulit secara terperinci satu persatu tokoh-tokohnya. Sumber
cerita dalam mementaskan wayang diilhami dari Kitab Ramayana dan
Mahabarata. Tentunya para Wali mengubahnya menjadi cerita-cerita
keislaman, sehingga tidak ada unsur kemusyrikan didalamnya. Salah satu
lakon yang terkenal dalam pewayangan ini adalah jimad kalimasada
yang dalam Islam diterjemahkan menjadi Jimad Kalimat Syahadat. Dan masih
banyak lagi istilah-istilah Islam yang dipadukan dengan istilah dalam
pewayangan.
2. Hadrah dan salawat kepada Nabi Muhammad saw
Hadrah adalah salah satu jenis alat musik
yang bernafaskan Islam. Seni suara yang diiringi dengan rebana (perkusi
dari kulit hewan) sebagai alat musiknya. Sedang lagu-lagu yang
dibawakan adalah lagu yang bernuansakan Islami yaitu tentang pujian
kepada Allah swt dan sanjungan kepada Nabi Muhammad saw. Dalam
menyelenggarakan pesta musik yang diiringi rebana ini juga menampilkan
lagu cinta, nasehat dan sejarah-sejarah kenabian. Sampai sekarang
kesenian hadrah masih eksis berkembang di masyarakat. Pada zaman
sekarang kesenian hadrah biasanya hadir ketika acara pernikahan,
akikahan atau sunatan. Bahkan kesenian hadrah ini dijadikan lomba antar
pondok pesantren atau antar madrasah.
3. Qasidah
Qasidah artinya suatu jenis seni suara
yang menamilkan nasehat-nasehat keislaman. Dalam lagu dan syairnya
banyak mengandung dakwah Islamiyah yang berupa nasehat-nasehat, shalawat
kepada Nabi dan do’a-do’a. Biasanya qasidah diiringi dengan musik
rebana. Kejadian pertama kali menggunakan musik rebana adalah ketika
Rasulullah saw disambut dengan meriah di Madinah.
4. Kesenian Debus
Kesenian debus difungsikan sebagai alat
untuk membangkitkan semangat para pejuang dalam melawan penjajah. Oleh
karena itu, debus merupakn seni bela diri untuk memupuk rasa percaya
diri dalam menghadapi musuh.
Pengertian lain dari debus adalah gedebus atau almadad
yaitu nama sebuah benda tajam yang digunakan untuk pertunjukan
kekebalan tubuh. Benda ini terbuat dari besi dan digunakan untuk melukai
diri sendiri. Karena itu kata debus juga diartikan dengan tidak tembus.
Filosofi dari kesenian ini adalah kepasrahan kepada Allah swt yang
menyebabkan mereka memiliki kekuatan untuk menghadapi bahaya, seperti
yang dilambangkan dengan benda tajam dan panas.
5. Tari Zapin
Tari Zapin adalah sebuah tarian yang
mengiringi musik qasidah dan gambus. Tari Zapin diperagakan dengan gerak
tubuh yang indah dan lincah. Musik yang mengiringinya berirama padang
pasir atau daerah Timur Tengah. Tari Zapin biasa dipentaskan pada
upacara atau perayaan tertentu misalnya : khitanan, pernikahan dan
peringatan hari besar Islam lainnya.
6. Suluk
Suluk adalah tulisan dalam bahasa jawa dengan huruf jawa maupun huruf
arab yang berisikan pandangan hidup masyarakat jawa. Suluk berisi
ajaran kebatinan masyarakat jawa yang berpegang teguh pada tradisi jawa
dan unsur-unsur Islam.
Suluk sewelasan tergolong ritual yang
sudah langka dalam tradisi budaya Islam di Jawa. Berbagai bentuk seni
budaya Islam yang berkembang di Jawa tak terdapat di Arab sana Tradisi
yang dibawa dari Persia ini untuk memperingati hari lahir Syekh Abdul
Qadir Jaelani, tokoh sufi dari Baghdad, Irak, yang jatuh pada tanggal 11
(sewelas). Suluk dalam bahasa Jawa dan Arab, terdiri dari salawat dan
zikir—zikir zahir (fisik) dan zikir sirri (batin). Ketika zikir mereka
terdengar mirip dengungan, orang-orang itu seperti ekstase. Jari tangan
tak henti memetik butir tasbih. Ketika jari berhenti, zikir dilanjutkan
di dalam batin. Pada titik ini terjadi ”penyatuan” dengan Yang Maha Esa.
Lewat suluk ini akan mempertebal keyakinan kepada Allah swt.
7. Seni Bangunan
Peninggalan Islam yang berupa fisik adalah arsitektur bangunan
masjid, seni ukir dan seni kaligrafi. Masjid yang di bangun di Indonesia
tidak serta merta melambangkan keislaman. Arsitektur yang digunakan
adalah perpaduan antara Islam dan Hindu atau Jawa.
8. Arsitektur Masjid
Pada masjid agung Demak bentuk atapnya memiliki ciri atap yang berbentuk tumpang. Atap tersebut tersusun ke atas semakin kecil dan tingkat teratas disebut dengan limas. Jumlah
tumpang biasanya gasal. Bentuk masjid seperti ini disebut dengan meru.
Masjid lain yang memiliki corak hampir sama dengan masjid Demak adalah
Masjid Agung Banten, Masjid Raya Baiturrahman dan masjid Ternate.
Berbeda dengan masjid Kudus, dimana menara masjid Kudus memiliki ciri
khas Hindu sangat kuat dan tercermin dari bentuk menara seperti candi.
9. Makam-makam para Raja
Hasil seni bangunan lainnya dapat terlihat dengan jelas pada bentuk
makam-makam para tokoh Islam di berbagai tempat. Di beberapa wilayah
seperti Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera terdapat nisan yang
terpengaruh oleh adat setempat. Pengaruh budaya arab dapat terlihat dari
beaneka ragam hiasan pada nisan. Selain itu, bentuk gapura makam para
Sunan atau tokoh Islam lainnya berbentuk Candi bentar atau kori agung
merupakan corak pintu yang dikenal pada zaman sebelum Islam ke
Indonesia.
10. Seni kaligrafi
Ditunjukkan dalam bentuk hiasan yang
berbentuk manusia atau hewan yang bertuliskan arab. Dalam kaligrafi
tersebut selain diperindah bentuknya, juga berisi tentang
kalimah-kalimah suci yang menyangkut tentang Tauhid. Perkembangan hasil
kesenian pada masa kerajaan Islam baik di Jawa maupun di luar Jawa
menunjukkan bahwa melalui aspek-aspek tersebut proses islamisasi dapat
diterima secara damai. Karya sastra juga ikut mewarnai perkembangan
Islam di Indonesia. Seni sastra yang berkembang dipengaruhi oleh hasil
budaya dari Persia dan seni sastra pra-Islam. Karya sastra pada masa
kerajaan Islam adalah Hikayat, babad, syair dan suluk.
Hikayat berisi tentang cerita atau
dongeng tentang peristiwa yang menarik dan hal yang tidak masuk akal.
Diantara hikayat yang terkenal adalah hikayat Raja-raja Pasai, Hikayat
1001 malam, Hikayat Bayan Budiman dan lain-lain. Sedangkan babad adalah
tulisan yang menyerupai sejarah, namun isinya tidak selalu berdasarkan
fakta. Babad merupakan campuran antara fakta sejarah, mitos dan
kepercayaan. Contoh babad adalah Babad Tanah jawi, Babad Cirebon, Babad
Mataram dan Babad Surakarta.
Syair adalah karya sastra yang berupa
sajak atau pantun. Contoh syair yang ada terdapat di batu nisan makam
Putri Pasai di Minje Tujoh. Sedangkan yang dimaksud dengan suluk adalah
karya sastra yang berupa kitab. Kitab ini hasil karangan para ahli
tasawuf. Isinya berupa uraian mistik yang berbentuk tembang dan berupa
tanya jawab. Contoh suluk adalah Suluk sukarsa, Suluk Wujil dan Suluk
Malang Sumirang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar